Sebagai warga negara Indonesia, tentu menjadi hal wajib mengetahui makna lambang burung garuda. Perihal lambang ini pun sudah kita pelajari sejak duduk di sekolah dasar dan telah banyak kita jumpai sejak dini. Lambang agung burung garuda dengan sayap dan tubuh emas dilengkapi perisai tentu sudah diketahui oleh warga negara ini. Nah, tetapi tidak semua orang tahu makna di balik lambang negara yang gagah ini. Maka dari itu, dalam artikel ini, Mindu akan membahas tentang lambang burung garuda dan maknanya.
Sebagai simbol negara Indonesia, lambang ini mengandung pancasila di dalamnya. Pancasila sendiri merupakan pedoman hidup masyarakat untuk berbangsa dan bernegara. Sebagai ideologi negara, pancasila pun mencerminkan makna serta nilai luhur. Nah, apabila kita perhatikan lagi, dalam burung garuda terdapat berbagai elemen kecil yang menunjukkan makna filosofis tentang negara Indonesia.
Kita mulai dari tiga komponen pentingnya, yaitu burung garuda, perisai pancasila, serta pita putih bertuliskan ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Ketiga komponen ini memiliki makna yang mendalam tentang sejarah negara Indonesia yang akan kita ulik untuk meningkatkan rasa cinta terhadap negara ini. Berikut makna lambang burung garuda:
1. Burung Garuda
Pemilihan burung gagah ini sebagai lambang negara dicetuskan oleh Sultan Hamid II sejak 1950. Kemudian, melewati proses yang panjang burung ini resmi menjadi lambang negara. Proses pemulihannya pun tidak asal karena burung yang menjadi lambang Indonesia ini mempunyai arti mendalam. Ya, apabila kita tilik kembali dari warna, bulu, hingga simbol di dalamnya mempunyai makna yang tidak biasa. Burung ini sendiri mencerminkan kekuatan yang besar serta gerak yang dinamis, bisa dilihat dari sayapnya yang terbentang. Dengan kata lain, burung ini memberi tanda siap terbang ke angkasa serta mencerminkan dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa juga negara Indonesia.
2. Warna Emas pada Burung Garuda
Emas merupakan warna yang banyak disukai oleh masyarakat pastinya, banyak orang yang mengartikannya sebagai kekayaan. Eits, tetapi dalam lambang burung garuda, warna kuning emas menunjukkan keagungan. Ini melambangkan bangsa Indonesia yang selalu menjunjung tinggi bangsa, bersifat agung, serta berbudi luhur.
3. Jumlah Bulu Burung Garuda
Nah, apabila ditilik kembali jumlah bulu burung garuda sendiri menunjukkan tanggal kemerdekaan Indonesia yang jatuh di tanggal 17 Agustus 1945. Unik sekali tanggal bersejarah tersebut diabadikan melalui jumlah bulu burung agung ini. Mulai dari helai bulu sayap kanan serta kiri yang berjumlah 17 sesuai dengan tanggal kemerdekaan. Tahun kemerdekaan Indonesia pun ditunjukkan melalui 45 helai bulu di leher Garuda dan helai di bulu pangkal ekor yang berjumlah 19. Hingga bulan kemerdekaan Indonesia, yaitu bulan 8 atau Agustus terdapat pada helai bulu ekor.
4. Perisai Burung Garuda
Salah satu yang mencolok dari burung garuda adalah perisainya yang dibagi lima dengan simbol berbeda-beda. Perisai sendiri menjadi lambang perjuangan serta perlindungan yang menyimpan lambang sila-sila dari Pancasila. Dengan garis melintang membagi perisai menjadi atas dan bawah seakan menggambarkan garis khatulistiwa yang membelah kepulauan negara kita. Selain itu, ada beberapa lambang pancasila yang memiliki arti sebagai berikut:
A. Sila Pertama
Sila pertama memiliki lambang berupa bintang. Pasti ingat bunyi sila pertama, yaitu ketuhanan yang maha esa. Bintang sendiri melambangkan sebuah cahaya. Cahaya dalam lambang tersebut memiliki makna cahaya rohani yang berasal dari Tuhan kepada manusia.
B. Sila Kedua
Sila kedua yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki simbol berupa rantai. Dalam simbol tersebut terdiri dari mata rantai yang bentuknya seperti segi empat serta lingkungan yang berkaitan membentuk lingkaran. Keterikatan dari rantai tersebut memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling terhubung erat, saling membutuhkan, saling bekerja sama atau bahu membahu.
C. Sila Ketiga
Sila ketiga ‘persatuan Indonesia’ memiliki lambang berupa pohon beringin. Pohon ini menggambarkan negara Indonesia di mana seluruh rakyat bisa berteduh di bawah naungannya. Selain itu, pohon yang bersifat menjalar ke semua arah ini mengandung arti keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
D. Sila Keempat
Sila keempat yang berbunyi ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan’ memiliki simbol berupa kepala banteng. Kepala banteng dipilih karena mempunyai makna filosofis, yaitu sebagai hewan sosial yang senang berkumpul. Lambang ini mengumpamakan musyawarah di mana orang akan berdiskusi untuk menghasilkan keputusan yang tepat.
E. Sila Kelima
Sila terakhir berbunyi ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ memiliki simbol berupa padi dan kapas. Kedua komponen ini menunjukkan simbol pangan serta sandang yang menyiratkan arti bahwa syarat utama negara adil adalah mencapai kemakmuran rakyat secara merata.
5. Pita Putih dengan Tulisan ‘Bhinneka Tunggal Ika’
Kita bisa memperhatikan posisi kaki burung garuda yang tengah mencengkeram pita berwarna putih. Di atasnya tertulis sebuah semboyan, yaitu ‘Bhinneka tunggal ika’. Semboyan tersebut memiliki arti ‘berbeda-beda, tetapi tetap satu jua’ yang menjadi semboyan negara kita. Hal ini mengingat bahasa, agama, budaya, suku, dan lainnya tentu penting adanya semboyan yang menjadi kekuatan bangsa serta pemersatu masyarakatnya.
Baca Juga:Cerpen Singkat untuk Tugas Sekolah
Panjang sekali jika membahas lambang burung Garuda karena makna filosofis yang tak habis. Sejarah pembuatan lambang ini pun pasti memakan waktu lama sampai terbentuk sebuah lambang negara yang gagah perkasa dan agung dengan segala komponennya. Jika kita ulik, burung garuda menyimbolkan pancasila sesuai makna mendalam agar tak ada yang salah persepsi pun sedikit menguras pemikiran dan waktu tentunya. Maka dari itu, kita yang sudah terima jadinya perlu menyadari dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa untuk tetap bangga menjadi warga Indonesia dan cinta tanah air.
1 thought on “Lambang Burung Garuda: Memahami Makna, Memupuk Rasa Cinta pada Indonesia”